drg. Wayan Ardhana, MS , Sp.Ort.
Bagian Ortodonsia FKG UGM
sumber web : http://wayanardhana.staff.ugm.ac.id/publikasi_1.htm
TIK :
Setelah mempelajari makalah
ini pembaca diharapkan dapat :
1.
Memahami pengertian penjangkar pada alat
ortodontik lepasan
| |
2.
Mengetahui cara-cara mempertahanan posisi
gigi-gigi penjangkar
|
Pengertian penjangkar
Kontrol
penjangkar (Anchorage) sangat penting untuk dipahami pada pemakaian alat
ortodontik lepasan. Pengertian penjangkar sangat sering dikelirukan
dengan pengertian retensi :
Retensi
adalah suatu mekanisme yang dimaksudkan untuk mempertahankan agar alat
lepasan tetap dapat melekat di dalam mulut sedangkan pengertian
penjangkar bertitik tolak dari hukum Newton ke III tentang gerakan
yaitu: “Setiap kekuatan akan menghasilkan kekuatan reaksi yang seimbang
dan berlawanan arah”.
Apabila
suatu kekuatan dikenakan pada satu gigi yang akan digerakkan maka akan
timbul kekuatan reaksi, kekuatan ini akan mengenai gigi-gigi lain di
dalam mulut.
Dengan
demikian yang dimaksud dengan penjangkar adalah: Suatu kemampuan untuk
bertahan agar tidak bergerak yang dimiliki gigi-gigi untuk menyalurkan
kekuatan ortodontik, sedangkan kekuatan ortodontik adalah kekuatan yang
dihasilkan oleh komponen aktif dari alat ortodontik yang digunakan untuk
menggerakkan gigi yang akan dikoreksi.
Ada
beberapa alasan kenapa kontrol penjangkar sangat penting dalam
perawatan ortodontik :
Adanya kebutuhan daya pertahanan untuk mencegah adanya gigi
yang bergeser apabila tidak diinginkan dan agar terjadi pergeseran
pada gigi yang memang ingin dikoreksi.
| |
Adanya
indikasi kebutuhan akan tipe pertahanan yang berasal dari
satu atau sekelompok gigi jika diinginkan supaya terjadi tipe gerakan gigi tertentu. | |
Sebagai faktor yang harus dipertimbangkan dalam penentuan
macam alat ortodontik yang harus dikenakan. Sehingga dapat menghasilkan tipe gerakan gigi yang diinginkan. |
Alat
lepasan biasanya bekerja menghasilkan tarikan intra maxillary
yaitu kekuatan penjangkar didapatkan dari lengkung gigi yang sama (intra
arch). Supaya gigi yang akan dikoreksi dapat digerakkan tanpa
menyebabkan gigi penjangkar ikut bergerak kekuatan penjangkar harus
lebih besar dari kekuatan ortodontik. Pada beberapa keadaan penjangkar
bisa menghasilkan kekuatan resiprokal yaitu suatu
kekuatan yang dihasilkan oleh dua gigi atau dua kelompok gigi yang
saling menahan. Sebagi contoh yaitu pada penutupan diastema sentral
dengan gerakan gigi insivus sentral kanan dan kiri kemesial atau pada
kasus penutupan kelebihan ruang dengan retrusi gigi anterior untuk
pemperkecil overjet dan gerakan keanterior pada segmen bukal (gigi-gigi
posterior).
Untuk
dapat mempertimbangkan kekuatan penjangkar yang dibutuhkan terlebih
dahulu harus dapat mengetahui kekuatan yang dibutuhkan untuk
menggerakkan gigi Kekuatan yang dibutuhkan untuk menghasilkan gerakan
tiping sederhana (simple tipping) pada gigi berakar tunggal pada
satu regio antara 30-50 gram, dengan batas terendah 20 gram lebih rendah
dari itu gerakan gigi tidak akan terjadi.
TABEL I: Kekuatan optimal menurut tipe gerakan gigi
Tipe gerakan gigi |
Kekuatan optimal
(gram)
*
|
Tipping
|
50 – 75
|
Bodily (translasi)
|
100 – 150
|
Penegakan akar
|
75 -- 125
|
Rotasi
|
50 -- 100
|
Ekstrusi
|
50 -- 100
|
Intrusi
|
15 -- 25
|
* Nilai ini tergantung pada ukuran bagian permukaan gigi, ukuran yang
lebih kecil lebih
cocok untuk gigi insisivus dan ukuran yang lebih besar untuk gigi
posterior
TABEL II : Nilai perimbangan penjangkar menurut jenis gigi pada kasus pencabutan premolar pertama
Nilai penjangkar
|
Gigi rahang atas
|
Gigi rahang bawah
|
Insisivus sentral
|
230
|
170
|
Insisivus lateral
|
194
|
200
|
Kaninus
|
282
|
270
|
Premolar pertama
|
-
|
-
|
Peremolar ke dua
|
254
|
240
|
Molar pertama
|
533
|
475
|
Molar ke dua
|
450
|
450
|
Tabel II, menunjukkan perimbangan kekuatan
yang dibutuhkan untuk menggerakkan gigi menurut masing-masing
jenis gigi. Untuk mempertahankan agar gigi penjangkar tidak bergerak
pada saat masing-masing jenis gigi tersebut akan digerakkan maka
dibutuhkan kekuatan penjangkar sekurang-kurangnya dua kali kekuatan yang
dibutuhkan untuk menggerakkan gigi tersebut.
Suatu
masalah akan timbul ketika akan menyalurkan kekuatan yang tepat kekuatan
reaksi yang timbul harus terbagi ke beberapa gigi penjangkar, kekuatan
tersebut cukup dapat menimbulkan gerakan pada gigi penjangkar.
Kecuali
pada gerakan gigi yang sangat kecil, biasanya pergerakan beberapa gigi
penjangkar memang
sering terjadi, ini disebutkan sebagai kegagalan penjangkar (anchorege
loss). Gerakan ke depan pada gigi-gigi posteriordapat terjadi dengan
segera terutama pada gigi rahang atas. Keadaan tersebut akan sering
dijumpai ketika terjadi pergeseran fisiologis ke mesial setelah
pencabutan gigi premolar dilakukan dan alat ortodontik tidak pernah
dipakai. Apabila pada kasus-kasus kebutuhan ruang tidak begitu kritis,
terjadinya pergeseran penjangkar mungkin masih dapat diterima. Pada
kasus-kasuis tertentu adalah sangat penting agar pergeseran penjangkar
tidak boleh terjadi.
Mempertahankan posisi gigi penjangkar
Penjangkar akan dapat dipertahankan pada posisinya, dengan dua cara :
1.
Pemakaian kekuatan ringan
Alat
lepasan dapat mempertahankan penjangkar dengan baik sebab alat tersebut
dapat memungkinkan terjadinya gerakan tiping sederhana pada gigi-gigi
yang diinginkan dengan menggunakan tekanan yang paling ringan Kekuatan
reaksi (kekuatan terhadap gigi penjangkar) dapat direduksi dengan
mengurangi
jumlah gigi yang akan digerakkan. Hanya satu gigi posterior per sisi
yang bisa digerakkan pada arah dan waktu yang sama. Apabila overjet
harus deperkecil gigi insisivus harus diretrusi ketika gigi-gigi lainnya
(kaninus dan premolar) telah diretraksi kedistal. Dan sangat keliru jika
beranggapan bahwa pergeseran gigi penjangkar akan pasti dapat dihindari
apabila telah menggunakan kekuatan ringan.
2.
Meningkatkan resistensi gigi penjangkar:
Usaha
meningkatkan resistensi gigi penjangkar dapat dilakukan pada :
a. Plat dasar (base plate) :
Resistensi atau pertahanan yang didapat dari ketepatan kontur plat
terhadap contur gigi-gigi dan mukosa akan menghasilkan penjangkar yang
bagus pada alat ortodontik lepasan.
Resistensi akan semakin ditingkatkan dengan jalan menjaga plat akrilik
dengan verkeilung tetap tepat memasuki sebanyak mungkin daerah
interdental gigi-gigi yang tidak digerakkan.
b.
Cuspal interlocking
:
Bagusnya
kontak antar tonjol (cuspal interlock) terhadap gigi-gigi
lengkung antagonisnya akan meningkatkan daya resistensi terhadap
terjadinya pergeseran penjangkar. Pencabutan yang dilakukan pada gigi
antagonis, akan mengakibatkan gigi-gigi yang saling mengunci akan
bergereak ke mesial secara bersama-sama. Apalagi jika disertai dengan
pemasangan peninggi gigitan penguncian antar tonjol akan tidak efektif.
c.
Dataran gigitan miring (inclined bite
plane) :
Pemakaian dataran gigitan
miring pada regio anterior rahang atas akan menguatkan penjangkar dengan
menyalurkan dorongan kearah distal gigi-gigi insisivus ketika pasien
beroklusi. Ini tampaknya lebih cenderung mengakibatkan pasien agar
memaksakan untuk memposisikan mandibulanya ke arah depan dan pada
beberapa kasus akan mengkibatkan proklinasi gigi insisivus bawah. Akan
lebih bijaksana jika untuk mengurangi overbite dilakukan dengan
menggunakan peninggi gigitan datar anterior dan menggunakan metode lain
yang lebih baik untuk meningkatkan resistensi penjangkar apabila
diperlukan.
d.
d. Busur labial :
Pemakaian busur labial pada bagian 1/3 insisal gigi anterior akan
mencegah proklinasi sebagai akibatnya akan timbul kekuatan ke arah depan
melalui plat akrilik (base plate) pada saat retraksi kaninus.
Plat akrilik dan busur labial akan menimbulkan sepasang kekuatan yang
berlawanan arah mencegah gigi insivus tilting ke depan dan hanya
memungkinkan terjadinyagerakan bodily kedepan. Nilai penjangkar
gigi-gigi tersebut terhadap alat akan sangat meningkat.
Dalam
praktek sering terdapat jarak vertikal yang sangat sempit antara plat
akrilik dengan busur labial. Pada pemakaian busur labial tipe panjang
akan sangat lentur sehingga mudah bergeser dari posisi yang tepat. Kawat
pendek yang pas yang memeluk dua atau lebih gigi insisivus atas
(misalnya klamer Adam) akan lebih rigid tetapi pengaruh yang utama
terhadap penjangkar akan didapatkan dengan meningkatkan retensi alat dan
melekanya alat secara erat dengan gigi dan mukosa.
e.
Traksi intermaksila :
Dengan
cara pemakain traksi intermaksiler, tetapi ini sangat jarang dilakukan
pada perawatan dengan alat lepasan, tetapi kadang-kadang juga
diperlukan mungkin untuk mendukung busur seksional cekat pada rahang
bawah tetapi akan lebih berguna dengan cara cekat dari pada dengan alat
lepasan.
f.
Traksi ekstra
oral :
Ini
merupakan metode yang baik untuk digunakan untuk meningkatkan
penjangkar pada alat lepasan. Cara ini dapat digunakan dengan banyak
variasi dan dapat disesuaikan serta dapat memperluas cakupan perawatan
dengan alat lepasan.
3. Usaha
penggeseran penjangkar (loss of anchorage)
Tidak
sedikit upaya untuk mendapatkan penjangkar yang baik telah diusaha kan,
pada penggeseran gigi yang yang cukup jauh akan selalu terjadi sedikit
pergeseran gigi-gigi penjangkar kemesial. Pada kasus tertentu pencabutan
memang dibutuhkan tetapi akan mengakibatkan adanya sisa ruang yang cukup
besar. Pada kasus ini gerakan ke depan segmen bukal (gigi-gigi posterior
) sangat diinginkan. Alat lepasan tidak dapat melakukan dengan baik
sebab plat dasar akan menghalangi terjadinya penyesuaian bentuk lengkung
setelah celah merapat.
Apabila
pergeseran kemesial gigi penjangkar memang diinginkan harus dilakukan
upaya penyesuaian untuk mempersempit lebar lengkung untuk memudahkan
gigi-gigi bukal bergerak ke depan.
Daftar pustaka
:
1.
Higley, L.B., 1969: Anchorage in orthodontics, Am.J.
Orthod., 55 (6) : 791- 794
2.
Muir, J.D., and Reed, R.T., 1979 : Tooth Movement with
Removable Appliances, The C.V. Mosby Co. Saint Louis, Missouri,
5-8.
3.
Profit,W.R., Fields,H.W., Ackerman, J.L., Thomas, P.M., and
Tulloch, J.F.C.,1986: Contemporary Orthodontics, The C.V. Mosby
Co., St. Louis,Toronto, London ,228-269.